Dalam era globalisasi yang
penuh persaingan ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah
menjadi kebutuhan mendasar, khususnya untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
Hingga saat ini orang menganggap mampu membaca, menulis dan berhitung
sudah menjadi keterampilan dasar untuk hidup. Padahal, di dalam era
globalisasi yang serba persaingan ini, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) juga tidak kalah pentingnya. Terutama dalam dunia
pendidikan, dunia kerja, dan bisnis, TIK sudah jadi kewajiban untuk
dimiliki. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya
beberapa waktu lalu di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia mengatakan,
pertumbuhan ekonomi dan daya saing sebuah negara bergantung pada
penguasaan TIK.
Sayangnya, salah satu persoalan dalam dunia pendidikan di Indonesia
adalah terbatasnya infrastruktur mulai dari tingkat sekolah dasar (SD)
hingga perguruan tinggi, termasuk juga TIK ini. Di samping persoalan
lain, yakni biaya sekolah mahal dan kualitas guru serta dosen yang
rendah.
Untuk mendukung TIK dan pelatihan kepada guru, Badan Pembangunan
Internasional Amerika Serikat (USAID) bekerja sama dengan Pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Koordinator Kesra dan Kementerian
Pendidikan Nasional bersama tujuh mitra swasta di bidang teknologi,
seperti Microsoft, Oracle, Qualcom, Cisco, Intel, HP, dan Indosat
membangun laboratorium teknologi informasi (TI) yang mandiri dan terkini
di sekolah menengah pertama (SMP) di Indonesia.
Salah satu sekolah yang telah mendapatkan lab TI tersebut adalah SMP
Al-Ahliyah, Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini diresmikan oleh Wakil
Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal disaksikan Deputi IV bidang
Pendidikan, Agama, dan Aparatur Kementerian Kesra Prof Fuad Abdulhamid,
Dubes Amerika Serikat Cameron Hume, Bupati Karawang Dadang Muchtar, dan
perwakilan dari USAID di Indonesia, Senin (26/7).
SMP Al-Ahliyah, salah satu sekolah madrasah di Karawang ini menerima
laboratorium komputer yang canggih berikut perlengkapannya, seperti
peranti lunak (software) dan sarana pendidikan penunjang dari mitra
swasta. Misalnya, HP menyediakan solusi TI khusus untuk pendidikan
berupa multiset computing dan printer laser Jet P2015 serta CP3505.
“Edutainment” Interaktif
Program ini telah dimulai sejak tahun 2007, yang bertujuan untuk
mendukung prestasi belajar siswa, melalui kerja sama dengan Prof Yohanes
Surya menyediakan software edutainment interaktif, yakni hello physics.
HP multiset computing memberikan kesempatan kepada siswa mulai dari
tingkat SD hingga perguruan tinggi, termasuk siswa berkebutuhan khusus
untuk menemukan metode baru dalam belajar.
Metode ini menyediakan akses PC bagi siswa dengan jumlah yang lebih
banyak, namun dengan harga terjangkau, serta memberikan kesempatan
belajar tidak lagi terbatas di ruang kelas. HP multiset computing ini
juga akan meningkatkan kemampuan siswa dari yang dasar hingga mampu
berkolaborasi, seperti menciptakan kreasi hingga memecahkan masalah
dengan menggunakan teknologi.
Prof Fuad Abdulhamid mengatakan, program kemitraan dengan USAID ini
bertujuan untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam dunia pendidikan
yang dikenal dengan Decentralized Basic Education (DBE), yakni
meningkatkan relevansi pendidikan dengan meningkatkan kesempatan yang
lebih banyak bagi siswa untuk mengembangkan dan menerapkan keterampilan
hidup dalam proses belajar mereka (DBE-1). Untuk meningkatkan kualitas
guru di Indonesia dan kemampuan mereka menggunakan TIK sebagai alat
mengajar (DBE-2), serta peningkatan relevansi pendidikan menengah dan
pendidikan luar sekolah melalui kecakapan hidup juga keterampilan
vokasional (DBE-3).
Area yang masuk dalam program ini adalah, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat, Banten, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Program ini
berlangsung mulai tahun 2005 hingga 2011, dan diharapkan akan membantu
meningkatkan pendidikan kepada lebih dari 2.400 sekolah dan 250.000
siswa di 100 kabupaten/kota.
Fasli Djalal mengatakan, sekolah ini masuk dalam target program USAID
tersebut, dan dianggap memiliki jumlah siswa terbanyak, punya peluang
besar serta terdepan di sekolah madrasah, sehingga kebutuhan TI menjadi
sangat vital. Program ini akan berjalan bertahap, sehingga ke depan bisa
menjangkau semua sekolah. [D-13]
Kamis, 24 November 2011
" EDUTAINMEN " Interaktif di Lab. TIK Sekolah
Related Posts:
" EDUTAINMEN " Interaktif di Lab. TIK SekolahDalam era globalisasi yang penuh persaingan ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi kebutuhan mendasar, khususnya untuk menunjan… Read More
Nonton TV dapat Memperpendek UsiaVIVAnews – Selama ini, televisi dianggap menjadi sarana hiburan utama di rumah. Namun, terlalu banyak televisi ternyata bisa mengurangi usia Anda.… Read More
0 comments:
Posting Komentar